Adat pernikahan Jawa memiliki banyak simbol-simbol unik yang dipercaya memiliki makna mendalam. Simbol-simbol ini tidak hanya sekadar tradisi, namun juga merupakan bagian penting dari upacara pernikahan yang sarat dengan filosofi dan makna spiritual.
Salah satu simbol yang paling terkenal dalam adat pernikahan Jawa adalah siraman. Siraman merupakan prosesi dimana pengantin disiram air oleh orang tua atau kerabat yang lebih tua sebagai simbol membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan. Menurut Kartini Kartono, seorang ahli budaya Jawa, “Siraman merupakan simbol spiritual yang mengajarkan pengantin untuk memulai kehidupan baru dengan hati yang suci dan bersih.”
Selain siraman, simbol lain yang tidak kalah penting adalah seserahan. Seserahan adalah pemberian dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang berisi berbagai macam barang seperti uang, makanan, dan pakaian. Menurut Dr. Haryono Suyono, seorang pakar adat Jawa, “Seserahan merupakan simbol dari komitmen dan tanggung jawab pihak laki-laki untuk merawat dan melindungi pihak perempuan.”
Selain siraman dan seserahan, simbol lain yang tidak boleh dilupakan adalah tata cara upacara pernikahan Jawa yang penuh dengan makna filosofis. Misalnya, prosesi panggih yang melambangkan penyatuan dua jiwa yang berbeda menjadi satu kesatuan yang utuh. Menurut Mbah Maridjan, seorang sesepuh adat Jawa, “Panggih merupakan simbol dari kesatuan dan keharmonisan dalam rumah tangga yang harus dijaga dengan baik oleh kedua belah pihak.”
Dengan demikian, simbol-simbol unik dalam adat pernikahan Jawa tidak hanya sekadar tradisi yang dilakukan secara turun-temurun, namun juga memiliki makna mendalam yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang sejati. Sebagai generasi muda, kita perlu menjaga dan melestarikan warisan budaya ini agar tetap hidup dan berkembang di tengah arus globalisasi yang semakin menjauhkan kita dari akar budaya nenek moyang.