Tradisi unik adat pernikahan Bali memang menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak pasangan yang ingin melangsungkan pernikahan mereka di Pulau Dewata. Tradisi ini telah ada sejak zaman dahulu kala dan hingga kini masih tetap dilestarikan tanpa lekang oleh waktu.
Salah satu tradisi unik yang tidak lekang oleh waktu dalam adat pernikahan Bali adalah upacara mapedudusan. Upacara ini dilakukan sebelum pernikahan sebagai bentuk permohonan restu kepada leluhur agar acara pernikahan dapat berjalan lancar. Menurut Ida Bagus Ngurah Wijaya, seorang ahli adat Bali, mapedudusan merupakan bagian penting dari prosesi pernikahan adat Bali.
Selain mapedudusan, tradisi lain yang tak lekang oleh waktu adalah upacara mesangih. Upacara ini dilakukan untuk membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan sebelum melangsungkan pernikahan. Menurut I Gusti Ayu Made Rai, seorang pakar adat Bali, mesangih merupakan simbol kesucian dan kesucian yang harus dimiliki oleh kedua mempelai sebelum memasuki kehidupan berumah tangga.
Tak hanya itu, tradisi ngaben juga menjadi bagian tak terpisahkan dari adat pernikahan Bali. Ngaben merupakan upacara kremasi yang dilakukan untuk menyucikan roh leluhur agar memberikan restu kepada pasangan yang akan menikah. Menurut Ida Ayu Kadek Devi, seorang peneliti budaya Bali, ngaben merupakan wujud penghormatan dan penghargaan kepada leluhur yang harus tetap dilestarikan.
Dengan begitu banyak tradisi unik adat pernikahan Bali yang masih dilestarikan hingga saat ini, tak heran jika Pulau Dewata menjadi destinasi populer bagi pasangan yang ingin melangsungkan pernikahan mereka. Tradisi ini menjadi bagian dari identitas budaya Bali yang kaya dan beragam. Sehingga, meskipun zaman terus berubah, tradisi ini tetap akan terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Bali sebagai warisan leluhur yang tak lekang oleh waktu.